:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4909355/original/035180000_1722823138-malangkab-cagar-budaya_20150902-124136.jpg)
Liputan6.com, Malang – Candi Singosari berlokasi di Jalan Kertanegara, Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasinya sekitar 10 kilometer dari Kota Malang.
Candi Singosari merupakan salah satu cagar budaya yang cocok dijadikan destinasi wisata sejarah. Candi ini merupakan candi Hindu-Buddha peninggalan Kerajaan Singasari.
Mengutip dari Visit Jatim, pembangunan candi ini konon bertujuan sebagai tempat pendharmaan Raja Singhasari terakhir, Kertanegara. Ia wafat pada 1292 M.
Kertanegara memerintah pada periode 1266 hingga 1292 Masehi. Ia dikenal sebagai raja yang menetapkan sistem persatuan Nusantara, yang kemudian diadopsi oleh Mahapatih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit.
Menurut catatan sejarah, Candi Singosari dibangun pada masa Kerajaan Majapahit, tepatnya selama pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi. Konon, keberadaan candi ini pertama kali dilaporkan oleh Nicolaus Engelhardt pada 1801.
Saat ditemukan, candi tersebut masih berupa tumpukan batu. Sebagian bangunannya juga terlihat rusak.
Pada 1934 hingga 1937, dilakukan pemugaran pada Candi Singosari oleh Dinas Purbakala Hindia-Belanda. Pembangunan Candi Singosari dilakukan untuk mengenang kejayaan Raja Kertanegara, yang memeluk Buddha Tantrayana. Meski demikian, arca-arca di sekitar candi lebih menunjukkan pengaruh agama Siwa.
Candi yang berada di lembah antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuno pada ketinggian 512 mdpl ini dibuat dengan menumpuk batu andesit hingga mencapai ketinggian tertentu. Selanjutnya, candi diukir dari atas ke bawah.
Candi Singosari berdiri kokoh dengan tinggi sekitar 15 meter dengan ukuran 14×14 meter. Candi ini berdiri di area seluas 200×400 meter.
Terdapat tangga pada bagian depan candi sebagai akses menuju ke bagian dalam. Pada bagian dalam, candi ini berbentuk persegi dengan ukiran pada dindingnya.
Ukiran-ukiran tersebut berbentuk menyerupai tumbuhan, seperti daun dan bunga. Ada juga yang menyerupai hewan, salah satunya burung.
Selain hewan dan tumbuhan, ada juga pahatan yang menyerupai wajah yang cukup seram. Pahatan ini dinamakan sebagai Muka Karla atau Kirti Murka. Pahatan itu sengaja dibuat untuk mengusir roh jahat yang menganggu manusia saat sedang bertapa.
Saat ini, Candi Singosari masih dibuka untuk umum dengan jam operasional mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB. Wisatawan dapat berkunjung ke cagar budaya ini tanpa dipungut biaya alias gratis.
Penulis: Resla
Leave a Reply