SAUDARA168 – 3 Penemuan Ini Ternyata Berasal dari Indonesia

Kampung Batik Laweyan

Liputan6.com, Yogyakarta – Indonesia memiliki kontribusi besar terhadap peradaban dunia melalui berbagai penemuan dan konsep yang telah ada sejak zaman kuno. Dari teknologi tekstil hingga sistem sosial yang humanis, warisan nenek moyang Nusantara tidak hanya menjadi kebanggaan nasional.

Penemuan juga mengubah cara dunia memandang sejarah inovasi. Mengutip dari berbagai sumber, berikut tiga penemuan yang ternyata berasal dari Indonesia:

1. Batik

Seni teknik pewarnaan menggunakan lilin yang memukau dunia, ternyata merupakan metode pewarnaan tertua di dunia, bahkan lebih tua daripada peradaban Mesir kuno. Berdasarkan temuan arkeologis di wilayah Indonesia, jejak batik telah ditemukan pada kain yang berasal dari abad ke-1 Masehi, sementara teknik serupa di Mesir baru tercatat sekitar abad ke-4 Masehi.

Keunikan batik terletak pada prosesnya. Lilin cair diaplikasikan secara manual dengan alat canting atau cap untuk menahan warna tertentu, lalu kain dicelup berulang kali hingga menghasilkan pola.

Batik telah diakui sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO sejak tahun 2009. Seni ini juga membuktikan bahwa masyarakat Nusantara telah menguasai teknologi tekstil canggih ribuan tahun sebelum peradaban lain mengenal teknik serupa.

2. Kriptografi

Nusantara mencatat sejarah unik dengan sistem sandi surya Majapahit yang digunakan Kerajaan Majapahit berabad-abad sebelum Eropa mengenal mesin enigma. Berdasarkan naskah dan prasasti kuno, sistem ini memanfaatkan simbol-simbol geometris dari lambang surya Majapahit, matahari bersudut delapan yang menjadi simbol kosmologi kerajaan.

Simbol tersebut digunakan untuk menyamarkan pesan rahasia melalui kombinasi kode visual dan filosofi yang kompleks. Tidak hanya mengandalkan pola visual, sandi ini juga menggabungkan kode numerik dan filosofi spiritual, membuatnya tidak kalah kompleks dibandingkan metode kriptografi Eropa.

3. Konsep Gotong Royong

Konsep gotong royong atau kerja sama dalam masyarakat ternyata sudah ada sejak ribuan tahun lalu di Indonesia. Prasasti Tugu, yang dibuat sekitar tahun 5 Masehi di era Kerajaan Tarumanagara, menjadi bukti tertua tentang tradisi ini.

Dalam prasasti itu, tertulis bagaimana masyarakat bersama-sama membangun saluran air untuk mengatasi banjir dan kekeringan, tanpa pamrih. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kebersamaan dan saling membantu bukan sekadar ajaran turun-temurun, melainkan sudah dipraktikkan secara nyata sejak zaman kuno.

Penulis: Ade Yofi Faidzun